Kamis, 16 Juli 2009

Karya Prestatif Kepala Sekolah

Karya Prestatif Kepala Sekolah (disampaikan pada Pemilihan Kepala Sekolah Berprestasi Tingkat Provinsi Jambi , tgl 1 sd 5 Juli 2009)

Judul : “Upaya mengoptimalkan pemanfaatan Peralatan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk memperlancar kegiatan Administrasi sekolah dan membekali siswa SMPN 17 Tebo agar melek teknologi ”.


Kata Pengantar



Sejalan dengan semangat desentralisasi dan otonomi daerah yang berdampak pada bergulirnya konsep desentralisasi pendidikan yang sejalan dengan manajemen berbasis sekolah (school-based management). Sudah saatnya sekolah mengubah kebiasaan yang selalu bergantung pada birokrat. Sekolah diberi kebebasan untuk mengurus sendiri manajemen sekolah dan kegiatan rutinitas akademis oleh Satuan Pendidikan, sesuai dengan Potensi Daerah, Kondisi Sosial Masyarakat setempat dan karakter peserta didik. Komite Sekolah yang merupakan perpanjangan tangan sekolah kepada orang tua dan masyarakat harus lebih proaktif dan kooperatif bersama-sama sekolah mengembangkan kurikulum.

SMPN 17 Tebo dalam memberlakukan KTSP senantiasa mempertimbangkan potensi yang yang dimiliki agar lulusannya memiliki pengetahuan sikap dan keterampilan yang dapat dialihgunakan dalam dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi. TIK merupakan salah satu pembelajaran unggulan untuk membekali siswa agar mengetahui, menguasai dan dapat memanfaatkan peralatan TIK dalam kehidupan sehari-hari.

Menyadari akan hal tersebut dipandang perlu mengambil kebijakan-kebijakan agar pembelajaran TIK dapat berjalan meskipun sarana dan prasana yang dimiliki belum memadai, hal ini justru menjadi tantangan yang selanjutnya dibahas dalam karya ilmiah berikut. Semoga bermanfaat.

Tebo, 26 Juni 2009

Penulis.


BAB I.
Pendahuluan
1. Latar belakang.
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa , bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.(UU RI Nomor 20 Tahun 2003, pasal 3).

Mutu Pendidikan, sebagai salah satu pilar pengembangan sumber daya manusia sangat penting maknanya bagi pembangunan nasional. Bahkan dapat dikatakan masa depan bangsa terletak pada keberadaan pendidikan yang berkualitas. Karena itu, upaya peningkatan mutu pendidikan merupakan titik strategis dalam upaya menciptakan pendidikan yang berkualitas. Sebagaimana Peraturan Pemerintah No. 19 tentang Standar Nasional Pendidikan yang merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang mencakup delapan standar, yakni :
- Standar Isi
- Standar Proses
- Standar Kompetensi Lulusan
- Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
- Standar Sarana dan Prasarana
- Standar Pengelolaan
- Standar Biaya
- Standar Penilaian

Sejalan dengan semangat desentralisasi dan otonomi daerah yang berdampak pada bergulirnya konsep desentralisasi pendidikan yang sejalan dengan manajemen berbasis sekolah (school-based management). Sudah saatnya sekolah mengubah kebiasaan yang selalu bergantung pada birokrat. Sekolah diberi kebebasan untuk mengurus sendiri manajemen sekolah dan kegiatan rutinitas akademis oleh Satuan Pendidikan, sesuai dengan Potensi Daerah, Kondisi Sosial Masyarakat setempat dan karakter peserta didik. Komite Sekolah yang merupakan perpanjangan tangan sekolah kepada orang tua dan masyarakat harus lebih proaktif dan kooperatif bersama-sama sekolah mengembangkan kurikulum.

Dengan harapan dan keluwesan mengembangkan dan menggali potensi sekolah dan kebebasan yang diberikan kepada Satuan Pendidikan untuk menentukan sendiri kurikulumnya , Oleh sebab itu SMP NEGERI 17 KABUPATEN TEBO telah menetapkan dan menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang mulai diberlakukan pada Tahun Pelajaran 2007/2008.

Kendala yang timbul di SMP Negeri 17 Kabupaten Tebo dalam pemberlakuan KTSP adalah kekurangan Guru yang sampai saat ini belum dapat dipenuhi. Saat ini guru yang ada di SMP Negri 17 Kabupaten Tebo berjumlah 12 Orang, terdiri dari 9 Orang Guru PNS dan 3 Orang Guru Honorer itupun belum memadai jika ditinjau dari latar belakang pendidikan yang dimiliki , sehingga masih terdapat beberapa orang guru yang mengajar bukan mata pelajaran yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Selanjutnya intake siswa juga merupakan faktor penting utnuk dijadikan bahan pertimbangan dalam membelajarkan siswa dimana kemampuan dasar siswa lulusan SD yang masuk ke SMP Negeri 17 Kabupaten Tebo masih sangat rendah sehingga sulit untuk mencapai target penilaian yang telah ditentukan oleh guru pada awal tahun ajaran yang dirumuskan dalam Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Disamping itu fasilitas, sarana dan prasarana pendukung kegiatan belajar mengajar juga menjadi faktor yang tidak kalah pentingnya, dimana SMP Negri 17 Kabupaten Tebo belum memiliki sarana dan prasarana yang memadai agar kegiatan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.

2. Rumusan Masalah.
Mengingat SMPN 17 Kabupaten Tebo secara demografi terletak di daerah pedesaan dengan mata pencaharian penduduk sebagai petani dan buruh kebun kelapa sawit Plasma. Jarak dari Ibu kota Kabupaten ke sekolah sejauh 96 km, pasokan aliran listrik hanya pada malam hari. Di era teknologi informasi sekarang ini pengenalan dan kemampuan bekerja dengan komputer merupakan hal yang sangat penting karena komputer merupakan perangkat teknologi informasi yang mempunyai peranan paling besar dalam proses pengolahan, penyimpanan dan penyajian informasi.

Permasalahan yang ingin penulis angkat pada kesempatan ini adalah ”Upaya mengoptimalkan pemanfaatan Peralatan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk memperlancar kegiatan sekolah dan membekali siswa SMPN 17 Tebo agar melek teknologi ”.

3. Strategi Pemecahan Masalah.
Pada tahun 2005 SMP N 17 Tebo di usulkan sebagai sekolah potensial penerima dana School grant yang berasan dari pemerintah pusat sebesar Rp 60.000.000,- (Enam puluh juta rupiah). Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi kebutuhan dan menentukan prioritas pemenuhan kebutuhan yang dananya bersumber dari dana bantuan tersebut.

Alokasi penggunaan dana diprioritaskan untuk :
- Kegiatan fisik, Gedung Sekolah Rp 5.800.000,-
- Kegiatan non fisik, Peningkatan mutu Pendidikan Rp 52.200.000,-
- Biaya Operasional Tim School Grant Rp 2.000.000,-
Kegiatan fisik digunakan untuk rehab dan pengadaan kursi dan meja belajar siswa, sedangkan kegiatan non fisik digunakan untuk upaya peningkatan mutu antara lain : kegiatan kesiswaan berupa Pembinaan dan Pelatihan seni budaya berupa pengadaan pakaian tari daerah jambi, Pemberian Bea Siswa Prestasi, pengadaan media penunjang KBM, pengadaan alat keterampilan, pengadaan komputer, peningkatan kualitas guru melalui MGMP Sekolah, Pengembangan sekolah berupa peningkatan sarana air bersih dan pembuatan teralis ruang komputer serta biaya operasional tim.

Dengan adanya bantuan dana tersebut sangat membantu pengadaan media pembelajaran sehingga dapat memotivasi siswa dan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sehingga diharapkan terjadi peningkatan mutu pendidikan di SMPN 17 Tebo dimasa-masa yang akan datang.

Melalui dana inilah pengadaan komputer dapat direalisasikan, dari dana yang dianggarkan sebesar Rp 25.460.000,- digunakan untuk pembelian 1 (satu) unit Laptop Pentium III merek Toshiba dan 4 (empat) set komputer PC Pentium IV, untuk menambah jumlah komputer yang sebelumnya telah dimiliki sekolah sebanyak 2 (tua) unit komputer Pentium II dan 1 (satu) unit komputer pentium III, kemudian pada tahun 2007 melalui bantuan Pemerintah Daerah Kabupaten Tebo SMPN 17 Tebo mendapatkan bantuan 1 (satu) unit komputer Pentium IV sehingga peralatan computer yang dimiliki pada saat itu berjumlah 8 (delapan) unit komputer PC dan 1 (satu) unit Laptop. Kondisi semakin membaik karena beberapa orang guru telah memiliki laptop sendiri yang dapat digunakan untuk memperlancar kegiatan belajar.








Bab. II
Pembahasan
Mulyasa (2004:167) menyebutkan Karakteristik orang tua, misalnya pengusaha, petani, nelayan, pedagang, pegawai, kaya, miskin, akan mewarnai kondisi dan kualitas sekolah. Lebih lanjut dikemukakan pula perbedaan karakteristik orang tua tersebut membuat harapannya terhadap sekolah terutama lulusannya berbeda pula. Hal ini juga terjadi pada SMPN 17 Kabupaten Tebo, ditengah pengaruh globalisasi yang merambah hingga ke pedesaan dengan masuknya peralatan elektronik dengan teknologinya yang semakin hari semakin cangggih, dibutuhkan tenaga trampil untuk dapat mengoperasikannya. Jika dibandingkan dengan daerah perkotaan maka akan semakin memperjelas perbedaan pemenuhan sarana dan prasarana sekolah khususnya peralatan teknologi informasi dan komunikasi yang dimiliki, sehingga terdapat kesenjangan hasil lulusan yang diperoleh. Dimana siswa di perkotaan telah memiliki kemampuan memanfaatkan komputer dan akses internet, karena disamping fasilitas yang dimiliki sekolah, diluar mereka dapat dengan mudah mencari peralatan tersebut melalui kursus komputer, rental komputer dan warung internet.

Sementara siswa di SMPN 17 Tebo selama ini baru sebatas mendengar adanya peralatan tersebut dan penggunaannya, sehingga diperlukan upaya untuk pengadaan peralatan teknologi informasi dan komunikasi berikut akses internet. Untuk membekali keterampilan siswa dengan mengenal, menggunakan dan memanfaatkan peralatan teknologi informasi dan komunikasi.

Disamping digunakan untuk kegiatan praktik siswa komputer yang ada juga dimanfaatkan untuk menunjang dan memperlancar pelaksanaan tugas guru untuk mempersiapkan administrasi yang akan digunakan untuk proses pembelajaran, misalnya:
- Menyusun RPP dengan menggunakan komputer
- Menyusun bahan ajar dengan menggunakan komuter
- Mengolah nilai dengan menggunakan komputer
- Menyusun laporan kerja/penelitian/penulisan karya ilmiah dengan menggunakan komputer.

Bagi tenaga administrasi pemanfaatan komputer dapat menunjang kegiatan administrasi persuratan, administrasi sekolah, data base kesiswaan, inventarisir barang, penyusunan laporan bulanan dan berkala lainnya dan sebagainya.

Hasil yang dicapai dari program pengadaan dan pemanfaatan komputer tersebut sudah menampakkan hasil yang menggembirakan diantaranya siswa lulusan SMPN 17 Tebo sudah mampu mengoperasikan komputer untuk membuat naskah menggunakan program Microsoft Word, Microsoft Excel dan Power Point dan mengakses internet untuk mencari informasi. Sehingga berdampak pada meningkatnya motivasi belajar siswa dan rasa percaya diri, bahwa mereka juga sama dengan teman-temannya yang berasal dari sekolah perkotaan dengan segenap kompetensi yang dimiliki rasa percaya diri ini selanjutnya menjadi faktor yang sangat penting ketika mereka mempersiapkan diri mengikuti Ujian Nasional dimana mereka mampu dan berhasil mengikuti Ujian Nasional sesuai dengan Prosedur Operasional Standar yang dikeluarkan BSNP setiap tahunnya.

Bagi guru diera pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan kehadiran komputer mutlak diperlukan sehingga kemampuan dasar mengoperasikan komputer perlu diberikan pada awal pelaksanaan tugasnya, karena akan mempermudah guru untuk menjabarkan kurikulum kedalam silabus, penyusunan RPP, membuat bahan ajar, Pengolahan nilai dan penyusunan laporan kegiatan serta pemanfaatan komputer untuk kegiatan pembelajaran di kelas. Hal ini berdampak pada terpenuhinya persiapan mengajar guru dan meningkatnya motivasi mengajar yang diharapkan dapat pula melaksanakan pembelajaran dengan baik dan hasil yang dicapai semakin baik pula.

Upaya pembekalan keterampilan guru untuk memanfaatkan peralatan teknologi informasi dan komunikasi telah dan akan selalu ditingkatkan dengan melaksanakan pelatihan yang diwadahi dengan kegiatan MGMP Sekolah untuk melatih dan menambah wawasaan dan keterampilan guru diantaranya melalui Pelatihan Komputer, Pemanfaatan Peralatan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pembelajaran, dan Pemanfaatan TV-Edukasi dan VCD Pembelajaran.

Dalam pelaksanaanya pemanfaatan komputer di SMPN 17 Tebo mengalami beberapa kendala antara lain :
- Di Lokasi SMPN 17 Tebo hanya mendapat pasokan tenaga listrik PLN hanya pada malam hari.
- Belum tersedianya tenaga teknisi komputer.
- Biaya operasional komputer relatif tinggi.
- Tidak ada jaringan telepon
- Alokasi waktu untuk untuk kegiatan praktik siswa sangat terbatas.

Ssehubungan dengan berbagai kendala diatas alternatif yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Di SMPN 17 Tebo dan wilayah sekitarnya mendapat pasokan listrik hanya pada malam hari, sehingga tidak memungkinkan memanfaatkannya pada siang hari untuk mengoperasikan komputer. Hal ini tentunya haris disikapi oleh semua pihak termasuk orang tua siswa dimana peralatan sudah tersedia tetapi belum dapat dioperasikan karen tidak tersedianya pasokan listrik PLN pada siang hari. Atas hubungan baik yang telah terjalin selama ini dengan orang tua wali melalui komite sekolah pada akhirnya mereka bersedia memberikan kenang-kenangan bagi orang tua wali kelas III tahun pelajaran 2005/2006 untuk memberikan sumbangan dalam bentuk mesin diesel berkekuatan 3000 watt, yang bisa mensuplai tenaga listrik untuk 10 unit komputer.
2. Ketidak beradaan teknisi komputer diatasi dengan senantiasa menggerakkan guru dan staff Tata Usaha untuk mengetahui dan belajar lebih banyak lagi mengenai ilmu komputer melalui pelatihan-pelatihan dan bahan bacaan. Sehingga jika terjadi kerusakan kerusakan ringan dapat diatasi sendiri. Dampak yang telah dirasakan diantaranya dapat menghemat biaya operasional dan mempersingkat waktu perbaikan jika perlatan komputer mengalami kerusakan, karena untuk memperbaiki komputer harus dibawa ke jambi dengan menempuh jarak 120 km.
3. Pasokan listrik yang digunakan untuk mensuplai tenaga listrik berasal dari mesin diesel, sehingga menyebabkan biaya operasional untuk komputer menjadi besar jika dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan jika menggunakan pasokan tenaga listrik dari PLN. Untuk itu diperlukan upaya untuk dapat mengatasinya agar kegiatan praktik komputer pada siswa dapat dilaksanakan. Atas dukungan, dan keinginan orang tua wali siswa akhirnya mereka bersedia membantu biaya operasional komputer yang dibayarkan melalui iuran komite, hal ini berkat keberhasilan pihak sekolah untuk dapat meyakinkan para orang tua wali akan pentingnya penguasaan keterampilan komputer ditengah kemajuan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini.
4. Ketidak beradaan jaringan telepon tidak menyurutkan keinginan untuk mengakses internet yang digunakan untuk memperoleh informasi maupun sebagai bahan praktik pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Untuk keperluan tersebut berbagai upaya dilakukan agar dapat mengakses internet untuk membelajarkan siswa maupun untuk mencari informasi. Diantanya adalah dengan menggunakan HP sebagai modem yang dihubungkan dengan menggunakan kabel maupun Bluethoot ke komputer, dan juga menggunakan modem wireless yang dioperasikan dengan menggunakan kartu handphone seluler. Dampak dari penggunaan peralatan tersebut dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa karena dapat mengakses internet meski jauh dari warung telekomunikasi.
5. Alokasi waktu untuk pembelajaran Teknologi informasi dan komunikasi hanya 2 jam pelajaran perminggu perkelas. Kondisi yang demikian tentu menyulitkan bagi siswa untuk mencapai kompetensi dasar yang dikuasai karena mereka baru pertama kali menggunakan komputer sehingga diperlukan waktu yang panjang untuk mengenalkan peralatan sebelum mereka menggunakannya. Pemanfaatan waktu pada sore hari tidak dapat dilakukan karena sebahagian besar siswa bersekolah ganda di madrasah pada sore harinya. Hal ini dapat diatasi dengan memanfaatkan hari Minggu untuk kegiatan praktik yang tentunya diperlukan keihklasan, niat dan kemauan yang keras dari guru untuk rela mengorbankan waktunya karena masih harus membelajarkan siswa meskipun pada hari Minggu. Upaya lain yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan waktu pembelajaran yang dialokasikan untuk mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan seefisien mungkin sehingga waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan secara maksimal. Bagi guru waktu juga menjadi kendala dalam menggunakan komputer karena pada pagi hari mereka disibukkan dengan rutinitas kegiatan pembelajaran. Pada saat mereka tidak melaksanakan kegiatan pembelajaran, saat itu komputer sedang digunakan untuk praktik siswa. Sehinnga mereka tidak setiap hari dapat menggunakan komputer. Untuk mengatasi permasalahan tersebut mereka mau meluangkan waktu pada malam hari untuk membuat persiapan mengajar dan administrasi lainnya.














Bab. III
Simpulan dan Saran

Dari yang telah penulis sampaikan akhirnya dapat diambil simpulan dan saran sebagai berikut :
A. Simpulan:
1. Peralatan Teknologi Informasi dan Komunikasi memiliki potensi dan fungsi yang sangat besar dalam peningkatan kualitas pendidikan.
2. Pemanfaatan peralatan Teknologi Informasi dan Komunikasi akan dapat terlaksana jika tersedianya infrastruktur, kebijakan, adanya konten, peningkatan kemampuan pendidik dan tenaga pendidik, budaya untuk pemanfaatan peralatan Teknologi Informasi dan Komunikasi di sekolah.
3. Untuk melengkapi sarana dan prasana yang kurang dapat dilakukan dengan berbagai upaya untuk mendapatkan peralatan tersebut, diantaranya melalui bantuan pemerintah baik pusat maupun pemerintah daerah.
4. Di era Teknologi Informasi pamanfaatan dan pendayagunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi harus dimanfaatkan secara optimal baik untuk memperlancar administrasi sekolah, administrasi guru terlebih untuk kegiatan belajar siswa.
5. Internet merupakan revolusi terbesar Ilmu pengetahuan saat ini, sehingga siswa perlu dibekali dengan keterampilan untuk mengakses informasi yang dibutuhkan dari internet .
6. Kerjasama antara pihak sekolah dengan dengan stekholder mutlak diperlukan untuk terlaksananya pendidikan yang berkualitas.
B. Saran :
1. Agar pemerintah dapat melengkapi peralatan TIK di sekolah secara merata.
2. Sekolah harus senantiasa meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang komputer sehingga dapat mengatasi setiap gangguan yang timbul dari kerusakan komputer.
3. Agar sekolah dapat merawat dengan baik sarana prasarana TIK yang ada di sekolah agar dapat termanfaatkan dengan baik.

Pengikut